Harry Potter
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Harry Potter merupakan salah satu seri
novel fantasi karya
J. K. Rowling dari
Inggris mengenai seorang
anak laki-laki bernama
Harry Potter. Sejak rilis pertama novel ini,
Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun
1997 di Inggris, buku ini telah mendapatkan ketenaran dan kesuksesan secara komersial di seluruh dunia, diangkat menjadi
film,
video game, dan beragam
merchandise.
Latar belakang kisah ini kebanyakan berada di
Sekolah Sihir Hogwarts dan berpusat pada pertarungan Harry Potter melawan penyihir jahat
Lord Voldemort, yang menggunakan
Ilmu Hitam untuk membunuh orang tua Harry.
Kesemua tujuh buku yang direncanakan Rowling dalam seri novel ini telah diterbitkan. Buku keenam,
Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran versi asli
bahasa Inggris diterbitkan pada
16 Juli 2005, sementara buku ketujuh,
Harry Potter dan Relikui Kematian diluncurkan di seluruh dunia pada
21 Juli 2007 (versi terjemahan
bahasa Indonesia diterbitkan pada tanggal
13 Januari 2008).
Enam buku pertama dalam seri novel ini secara keseluruhan telah terjual
lebih dari 325 juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 63
bahasa.
[1][2]
Atas kesuksesan novel-novelnya ini, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan.
[3] Versi-versi asli dalam bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit
Bloomsbury di
Inggris Raya,
Scholastic Press di
Amerika Serikat,
Allen & Unwin di
Australia, dan
Raincoast Books di
Kanada. Versi bahasa Indonesia diterbitkan oleh
Gramedia Pustaka Utama.
Lima buku pertama telah diangkat menjadi film layar lebar oleh
Warner Bros. dan mendulang kesuksesan besar. Film kelima,
Harry Potter and the Order of the Phoenix, mulai diambil gambarnya pada Februari 2006, dan dirilis pada
11 Juli 2007 di
Amerika Serikat. Film keenam,
Harry Potter and Half Blood Prince, dirilis pada 15 Juli
2009.
[4]
Tentang penciptaan Harry Potter
Ide tentang Harry Potter pertama kali tercetus dalam pikiran
J. K. Rowling ketika menaiki kereta api dari
Manchester ke
London
pada tahun 1990. Pada waktu itu, dia baru saja bercerai dan mengambil
inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia
menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot
yang lengkap tentang ceritanya itu. Di situs webnya, Rowling
menceritakan pengalamannya itu:
“ |
Saya telah menulis
hampir tanpa jeda sejak umur enam tapi sebelumnya saya tidak pernah
merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan
berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan
semua detel bermunculan di otak saya, dan anak laki-laki ceking berambut
hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang
penyihir menjadi semakin lama semakin nyata bagi saya. |
” |
Pada tahun
1995, buku pertama berjudul
Harry Potter and Philosopher's Stone (diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia sebagai
Harry Potter dan Batu Bertuah) selesai dibuat dan
naskahnya
dikirimkan ke beberapa agen. Agen kedua yang dicobanya, Christopher
Little, menawari untuk mewakilinya dan mengirimkan naskah itu ke
Bloomsbury. Setelah delapan penerbit lainnya menolak
Philosopher's Stone, Bloomsbury menawarkan uang muka £3.000 untuk menerbitkannya.
[5]
Walaupun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai umur pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku
Harry Potter, penerbitnya pada permulaannya telah menetapkan target pembacanya antara umur sembilan hingga sebelas.
[6] Pada malam sebelum penerbitan, Joanne Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan
nama samaran
yang lebih netral-jender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam
jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki
tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh
seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne
Kathleen Rowling), mengambil nama neneknya sebagai nama keduanya, karena
ia tidak memiliki nama tengah.
[7]
Buku pertama
Harry Potter diterbitkan di
Britania Raya oleh Bloomsbury pada Juli 1997. Di
Amerika Serikat buku ini diterbitkan oleh
Scholastic
pada September 1998, di mana Rowling menerima $105.000 untuk hak
penerbitan Amerika Serikat — sebuah nilai yang tidak biasa bagi sebuah
buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal (pada
saat itu).
[8] Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak mengerti kata "
philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (karena "
Philosoper's Stone" atau
batu filsuf adalah kata dalam bidang
alkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti nama buku itu menjadi
Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika.
Selama hampir satu dasawarsa,
Harry Potter telah mengalami
kesuksesan besar, tidak hanya karena resensi yang positif dan strategi
pemasaran penerbit Rowling, tetapi juga karena pembicaraan dari mulut ke
mulut di antara para penggemarnya, terutama di antara para remaja
laki-laki. Kalangan remaja laki-laki ini menjadi penting, karena selama
bertahun-tahun kalangan ini semakin tidak tertarik dengan bacaan yang
dianggap ketinggalan zaman ketimbang
video game dan internet.
Penerbit Rowling berhasil menangkap kegairahan di kalangan remaja
laki-laki ini dan segera merilis keempat buku pertama berturut-turut
secara cepat, sehingga kegairahan mereka tidak sempat meredup ketika
Rowling bermaksud untuk istirahat menulis di antara rilis
Harry Potter dan Piala Api dan
Harry Potter dan Orde Phoenix, dan dengan segera terbentuklah grup pembaca yang loyal.
[9] Seri ini juga mendapatkan para penggemar dewasa, dengan diterbitkannya dua edisi untuk setiap buku
Harry Potter
(di Kanada dan Britania Raya, tapi tidak di Amerika Serikat). Keduanya
memiliki naskah yang sama persis, tetapi dengan sampul yang berbeda,
untuk masing-masing edisi anak-anak dan dewasa.
[10]
Kisah
Ringkasan plot
- Untuk sinopsis per novel, lihat artikel yang relevan di masing-masing seri.
Kisah dibuka dengan keadaan tak terkendali di
dunia sihir (yang biasanya merupakan komunitas yang rahasia) setelah bertahun-tahun mengalami teror oleh
Lord Voldemort. Pada malam sebelumnya, Voldemort telah menemukan tempat perlindungan rahasia keluarga Potter, dan membunuh
James dan Lily Potter. Namun demikian, ketika ia mengarahkan tongkat sihirnya kepada bayi mereka, Harry,
kutukan pembunuh
yang dikeluarkannya malah membalik kepada dirinya sendiri. Arwah
Voldemort tercabik dari tubuhnya sendiri yang hancur, menghilang dari
dunia sihir, tapi tidak mati. Sementara itu, satu-satunya hasil dari
kutukan yang gagal itu meninggalkan bekas yang khusus di dahinya, cacat
berbentuk sambaran kilat. Kekalahan misterius Voldemort memberikan Harry
sebutan khusus di kalangan dunia sihir, "Anak Laki-Laki yang Bertahan
Hidup". Sebutan ini khususnya dikarenakan tidak ada penyihir yang diarah
oleh Voldemort dapat bertahan hidup melawannya.
Pada malam berikutnya, seorang penyihir membawa Harry ke rumah Bibi dan Pamannya,
Dursley,
tempat di mana ia akan tinggal bertahun-tahun setelahnya. Keluarga
Dursley adalah famili Harry yang kejam dan merupakan orang-orang
non-penyihir. Mereka senantiasa berusaha menyembunyikan latar belakang
Harry yang merupakan penyihir dan keturunan penyihir, dan memberinya
hukuman jika terjadi kejadian-kejadian aneh.
Pada ulang tahunnya yang kesebelas, Harry mendapatkan kontak pertamanya dengan dunia sihir, ketika ia menerima surat dari
Sekolah Sihir Hogwarts,
yang berusaha disembunyikan oleh Paman dan Bibinya, hingga ia tidak
berhasil membaca surat tersebut. Surat itu pada akhirnya dapat dibacanya
setelah ia ditemui oleh
Hagrid,
Pengawas Binatang Liar di Hogwarts. Hagrid memberitahunya bahwa ia
sesungguhnya adalah seorang penyihir, dan surat itu memberitahunya bahwa
ia disediakan tempat untuk belajar di Hogwarts. Setiap jilid dari novel
Harry Potter mengisahkan mengenai satu tahun kehidupan Harry, yang
kebanyakan dihabiskannya dalam pelajaran di Hogwarts, di mana ia
mempelajari penggunaan
sihir dan membuat
ramuan.
Harry juga mempelajari bagaimana mengatasi rintangan-rintangan sihir,
sosial, dan emosi selama masa remajanya. Dalam periode yang sama,
Voldemort juga berusaha untuk kembali ke tubuh fisiknya dan
mengembalikan seluruh kekuatannya, sementara
Kementrian Sihir
berusaha juga untuk menolak untuk mengakui adanya ancaman akan
kembalinya Voldemort. Penolakan Kementerian Sihir ini kemudian
menyebabkan banyak kesulitan bagi Harry Potter.
Dunia Harry Potter
Dunia sihir
dalam kisah Harry Potter adalah dunia yang ada di dunia kita sekarang
tapi juga sekaligus terpisah sama sekali secara sihir. Kalau
diperbandingkan, dalam kisah fantasi
Narnia dunia sihirnya merupakan dunia alternatif, sementara dalam
Lord of the Rings Bumi-Tengah
merupakan dunia mite pada masa lampau. Lingkungan sihir Harry Potter
dikisahkan berada di tengah-tengah dunia kita saat ini, dengan
benda-benda sihir yang mirip dengan benda-benda di lingkup non-sihir.
Lembaga-lembaga dan lokasi-lokasinya pun mirip atau malah sama dengan
yang berada di dunia nyata, seperti London. Lingkungan sihir sama sekali
tidak dapat terlihat oleh populasi non-sihir (atau
Muggle, misalnya:
Keluarga Dursley).
Bakat sihir adalah kemampuan alami yang telah ada sejak lahir, tidak
dapat muncul karena dipelajari. Mereka yang memiliki bakat sihir harus
mengikuti pelajaran di sekolah-sekolah seperti Hogwarts untuk dapat
menguasai dan mengontrolnya. Namun demikian, ada kemungkinan anak-anak
yang lahir di keluarga penyihir yang hanya memiliki sedikit bakat sihir
atau malah tidak ada sama sekali (disebut "
Squibs", misalnya
Mrs. Figg,
Argus Filch).
Para penyihir belum tentu dilahirkan dalam keluarga penyihir, dan
banyak dari mereka yang dilahirkan dari orang tua (para Muggle) yang
sama sekali tidak mengenal sihir. Mereka yang murni berdarah penyihir
seringkali tidak terbiasa dengan dunia Muggle, malah terasa lebih aneh
bagi mereka ketimbang kita memandang dunia mereka. Namun demikian,
dunia sihir
dan elemen-elemennya yang menakjubkan itu digambarkan sebagai
dunia-yang-sangat-mirip-dengan-dunia-nyata. Salah satu tema utama dalam
novel ini adalah keberadaan dunia sihir dan dunia biasa; di mana para
tokohnya hidup dalam lingkungan yang memiliki masalah-masalah yang
"normal", sekalipun mereka hidup di antara sihir.
Hal-hal yang berulang
- Kemurnian darah (Harry Potter):
- Para penyihir pada umumnya memandang Muggle
dengan sikap merendahkan dan curiga, masalahnya, sikap ini menjadi
kefanatikan bagi sebagian kecil penyihir. Mereka yang fanatik ini
mengkotak-kotakkan diri mereka atas dasar banyaknya leluhur mereka, di
mana penyihir "berdarah-murni" (mereka yang keluarganya seluruhnya
adalah penyihir) dianggap sebagai yang paling tinggi, penyihir
"berdarah-campuran" (mereka yang memiliki keturunan penyihir dan Muggle)
pada tingkat menengah, dan "kelahiran-Muggle" (mereka yang tanpa
keturunan penyihir) sebagai yang terendah. Para pendukung
kemurnian-darah percaya bahwa hanya mereka yang "berdarah-murni"-lah
yang berhak mengontrol dunia sihir, dan tidak menganggap bahwa penyihir
"kelahiran-Muggle" sebagai penyihir yang sesungguhnya. Beberapa dari
mereka bahkan bertindak terlalu jauh dengan membunuhi para
"kelahiran-Muggle" supaya jangan dapat mempelajari sihir. Kebanyakan
kaum fanatik ini adalah berdarah-murni, sekalipun perlu dicatat bahwa
Voldemort, yang mendukung fanatisme ini, sesungguhnya adalah penyihir
berdarah-campuran. Selain itu, sebenarnya hanya tinggal sedikit sekali
penyihir yang benar-benar berdarah-murni, oleh karena tanpa menikah
dengan populasi Muggle, para penyihir lama kelamaan akan habis. Namun
demikian, banyak keluarga penyihir yang menutupi bahwa ada di antara
keluarga mereka yang menikahi kaum Muggle. Salah satu contoh keluarga
seperti ini adalah dalam keluarga Black.[HP5]
- Burung hantu
Karakter
Struktur dan genre
Tema dan motif
Kritik dan pujian
Kontroversi
Publikasi Buku The Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran
Publikasi besar-besaran
Half-Blood Prince diwarnai dengan kontroversi yang tak terelakkan dan tidak terduga sebelumnya. Pada
Mei 2005,
para petaruh di Inggris menangguhkan taruhan mengenai tokoh utama mana
yang akan tewas dalam buku tersebut karena kekhawatiran akan adanya
petaruh dengan pengetahuan orang-dalam. Sejumlah taruhan besar dibuat
untuk kematian
Albus Dumbledore, kebanyakan berasal dari
Bungay,
Suffolk,
tempat di mana buku-buku tersebut dicetak. Pertaruhan kemudian dibuka
kembali. Kontroversi lainnya termasuk "hak membaca" buku-buku Potter
yang tidak sengaja terjual sebelum tanggal peluncurannya, masalah
lingkungan mengenai sumber dari kertas yang dipergunakan untuk mencetak
jutaan buku tersebut, dan reaksi penggemar terhadap perkembangan plot
dan pengungkapan dalam novel tersebut.
Pada awal
Juli 2005,
Real Canadian Superstore, sebuah
toko retail besar di
Coquitlam,
British Columbia,
Kanada, secara tidak sengaja menjual empat belas
buku The Half-Blood Prince sebelum tanggal peluncuran yang resmi. Penerbit Kanada,
Raincoast Books, mendapatkan perintah keras dari
Mahkamah Agung British Columbia untuk melarang pembelinya membaca buku-buku tersebut sebelum tanggal rilis resmi dan melarang mereka untuk membicarakan isinya.
Para pembeli tersebut ditawari sebuah kaus Harry Potter dan buku yang
telah ditandatangani penulisnya jika mereka mengembalikan buku-buku itu
sebelum
16 Juli 2005.
Pada
15 Juli 2005, kurang dari 12 jam sebelum buku ini resmi diluncurkan, Raincoast memperingatkan koran
The Globe and Mail
yang mempublikasikan sebuah resensi dari seorang penulis Kanada pada
tengah malam, sebagaimana dijanjikan koran tersebut, sebagai pelanggaran
atas perintah pengadilan akan kerahasiaan perdagangan. Perintah
pengadilan ini dengan segera menjadi berita di berbagai artikel berita
yang menyatakan bahwa perintah itu telah melanggar hak-hak asasi.
Seorang guru besar hukum Kanada,
Michael Geist mengomentari masalah ini dalam weblognya.
[rujukan?] Richard Stallman, seorang aktivis lingkungan dan pendiri
GPL
menyerukan pemboikotan, dan meminta penerbitnya untuk meminta maaf. The
Globe and Mail mempublikasikan resensi dari dua orang penulis dari
Inggris pada edisi
16 Juli,
dan mempublikasikan resensi dari penulis asal Kanada tadi pada situs
web mereka pada pukul 9 pagi. Penjelasan juga tersedia di situs web
Raincoast.
Selain kontroversi tersebut di atas, pada minggu yang sama, sebuah toko swalayan Chicago,
Walgreens, secara tidak sengaja
[rujukan?] juga menjual sebuah buku tersebut. Ketika si pembeli membaca mengenai insiden di Kanada di
Internet,
pembeli ini menyatakan bahwa ia tidak akan mengembalikan buku tersebut,
tapi ia tidak akan membaca novel tersebut hingga tanggal rilis
Amerika Serikat.
Kontroversi Lingkungan Hidup
Buku Harry Potter ini juga membuat kontroversi pada masalah
lingkungan hidup. Sebelum dan sesudah peluncuran buku tersebut, organisasi lingkungan
Greenpeace dan
National Wildlife Federation,
mendorong konsumen di Amerika Serikat yang berencana membeli Harry
Potter and the Half-Blood Prince untuk membelinya dari terbitan Kanada,
Raincoast Books, yang mencetaknya di atas
kertas daur ulang 2%, bebas-
klorin, dan tidak menggunakan bahan dari pe
pohonan purba. Edisi Amerika Serikat pada buku tersebut, yang diterbitkan oleh
Scholastic Press,
dicetak di atas kertas yang tidak diketahui kadar persentase daur
ulangnya, karena Scholastic menolak untuk mengumumkannya kepada publik.
Namun Scholastic mengklaim di halaman terakhir buku tersebut, bahwa buku
itu tidak menggunakan serat kayu dari pepohonan purba.
Film-film
Penghargaan
Kesuksesan komersial
Seri film Harry Potter adalah sebuah seri film fantasi berdasarkan
novel Harry Potter karya seorang penulis berkebangsaan Inggris, J. K.
Rowling. Film ini merupakan salah satu film dengan keuntungan kotor
terbesar sepanjang masa senilai $3,5 miliar, di bawah serial-serial
James Bond ($4,3 miliar) dan Star Wars ($6 miliar). Namun demikian, seri
Harry Potter merupakan film dengan keuntungan kotor terbesar di dunia
untuk kategori film yang diadaptasi dari buku, dan mengalahkan trilogi
film The Lord of the Rings ($2,9 miliar)
[rujukan?]
Pengaruh terhadap kebudayaan
Pengaruh terhadap kebudayaan pop
Kelanjutan
6 film sebelumnya telah dirilis, sedangkan film ke-7 : Harry Potter
and The Deathly Hallows (Part 1) dirilis tanggal November 2010,
sedangkan part 2 akan dirilis Juli 2011
Seri-seri Harry Potter
Harry Potter dapat mengacu kepada beberapa hal berikut:
Harry Potter (buku)
Harry Potter (film)
Seri film Harry Potter adalah sebuah seri
film fantasi berdasarkan novel
Harry Potter karya seorang penulis berkebangsaan Inggris,
J. K. Rowling.
Film ini merupakan salah satu film dengan keuntungan kotor terbesar
sepanjang masa senilai $3,5 miliar, di bawah serial-serial
James Bond ($4,3 miliar) dan
Star Wars
($6 miliar). Namun demikian, seri Harry Potter merupakan film dengan
keuntungan kotor terbesar di dunia untuk kategori film yang diadaptasi
dari buku, dan mengalahkan trilogi film
The Lord of the Rings ($2,9 miliar).
[11]
Film-film
Film Harry Potter adalah hak cipta Warner Bros: <onlyinclude>
- Harry Potter and the Sorcerer's Stone (Harry Potter and the Philosopher's Stone di negara lain selain U.S)
- Penayangan perdana: 16 November 2001
- Sutradara: Chris Columbus
- Harry Potter and the Chamber of Secrets
- Penayangan perdana: 15 November 2002
- Sutradara: Chris Columbus
- Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
- Penayangan perdana: UK: 31 Mei, USA: 4 Jun 2005
- Sutradara: Alfonso CuarĂ³n
- Harry Potter and the Goblet of Fire
- Harry Potter and the Order of the Phoenix
- Penayangan perdana: 13 Juli 2007
- Sutradara: David Yates
- Harry Potter and the Half-Blood Prince
- Penayangan perdana: Diperkirakan tahun 2009 (Juli)
- Sutradara: David Yates
- Harry Potter and the Deathly Hallows - Bagian 1
- Mula ditayangkan: 2010
- Sutradara: David Yates
- Harry Potter and the Deathly Hallows - Bagian 2
- Mula ditayangkan: 2011
- Sutradara: David Yates